Tahukah kamu bahwa anak-anak dengan Down Syndrome memiliki risiko lebih tinggi mengalami penyakit jantung? Down Syndrome adalah kondisi genetik yang disebabkan oleh kelebihan salinan kromosom 21.

Gejalanya bisa terlihat sejak bayi, seperti sering sesak napas, kulit kebiruan, berat badan yang susah naik, atau cepat lelah saat menyusu. Maka dari itu, deteksi dini sangat penting.

Faktanya, sekitar 40 sampai 60 persen anak dengan Down Syndrome terlahir dengan kelainan struktural jantung sejak lahir, yang paling sering muncul adalah AVSD (Atrioventricular Septal Defect), yaitu kondisi di mana katup-katup jantung tidak terbentuk dengan sempurna, sehingga tidak bisa menutup rapat. Akibatnya, aliran bolak-balik darah mengalir secara tidak normal di jantung, yang menyebabkan jantung bekerja lebih keras dan paru-paru menerima beban darah lebih banyak dari seharusnya. Selain itu, ada juga ASD, VSD, PDA, dan Tetralogy of Fallot (TOF).

Jika tidak ditangani, bisa berujung pada komplikasi yang serius, seperti gagal jantung, tekanan darah tinggi di paru-paru (hipertensi pulmonal), dan gangguan pertumbuhan. Karena menurut data, anak dengan Down Syndrome yang memiliki kelainan jantung memang miliki angka harapan hidup yang lebih rendah dibandingkan yang tidak punya kelainan jantung.

Kabar baiknya, dengan perkembangan medis dan kemajuan teknologinya, banyak dari kelainan ini bisa atasi jika mendapatkan penanganan yang tepat.

Sumber:

Kementerian Kesehatan RI. (2022). Sindroma Down dan Penyakit Jantung.

Faradz, S.M.H. (2022). Buku Sindrom Down.

Romauli, E. Universitas Gadjah Mada. (2019). Kelainan Jantung Bawaan pada Anak Sindrom Down di RSUP Sardjito.

Khairul Aizat Abu Hurairah. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. 2011. Prevalensi Kejadian Penyakit Jantung Kongenital pada Anak Penderita Sindrom Down di RSUP Haji Adam Malik pada Tahun 2008–2010