Sebagian masyarakat sering kali beranggapan bahwa tekanan darah normal menandakan jantung berada dalam kondisi yang baik. Tekanan darah memang merupakan indikator kondisi kardiovaskular, tapi bukan satu-satunya. Anggapan tersebut tidak salah, namun tidak sepenuhnya benar. Serangan jantung bisa saja muncul pada orang dengan tekanan darah normal, mengapa demikian?
Tekanan darah adalah nilai ukur seberapa kuat darah mendorong dinding arteri saat dipompa oleh jantung, normalnya pada 90/60 mmHg hingga 120/80 mmHg. Perlu diingat meski kondisi berada dalam nilai tersebut, kondisi lain seperti kadar kolesterol, diabetes, penyempitan pembuluh darah, bahkan riwayat keluarga tetap bisa meningkatkan risiko penyakit jantung tanpa gejala yang jelas.
Dalam buku "Mengenal dan Mencegah Penyakit Jantung Koroner" oleh Prof. Dr. dr. Bambang B. Siswanto, SpJP(K), dijelaskan bahwa banyak penderita serangan jantung pertama kali tidak menunjukkan tekanan darah tinggi sebelumnya.
Spesialis jantung dan pembuluh darah, dr. Vito Damay, menekankan pentingnya pemeriksaan menyeluruh, termasuk rekam jantung (EKG), tes treadmill, serta pemeriksaan kadar lemak darah dan gula darah, karena tekanan darah normal belum tentu menandakan kondisi pembuluh darah atau otot jantung dalam kondisi baik.
Tekanan darah normal bukan berarti bebas penyakit jantung. Kesadaran dan pemeriksaan kesehatan secara detail dan profesional jauh lebih baik untuk memantau kesehatan.
Selalu ingat untuk tidak terlena dengan hasil tensi “bagus”. Gaya hidup sehat, seperti makan bergizi, rutin berolahraga, mengelola stres, dan tidak merokok, tetap menjadi kunci utama menjaga kesehatan jantung.
Sumber:
Damay, V. (2022). Sematkan Alat Pengukuran Tekanan Darah Akurat, HUAWEI Watch D Resmi Diluncurkan di Indonesia Hari Ini. Kompas.com.
Siswanto, B. B. (2010). Mengenal dan Mencegah Penyakit Jantung Koroner. Penerbit Buku Kedokteran EGC.