Gagal jantung menjadi permasalahan kesehatan dengan angka mortalitas dan morbiditas tinggi di Indonesia yang disebabkan oleh abnormal struktur atau fungsi kardiak diikuti dengan adanya peningkatan kadar peptida natriuretik atau bukti objektif kongesti paru maupun sistemik.
Tahapan gagal jantung menekankan pada perkembangan penyakit yang mempunyai keturunan pada angka keselamatan untuk menangani risiko penyakit jantung dari gejala kesehatan. Gagal jantung dilakukan secara perlahan dengan terjadi perubahan cepat yang perlu ditangani sehingga disebut gagal jantung akut.
Gagal jantung akut merupakan terminologi yang mendeskripsikan kejadian atau perubahan cepat tanda gejala yang berat berhubungan dengan kadar peptida plasma sehingga perlu penanganan medis berupa rawat inap atau kunjungan emergensi di rumah sakit. Kondisi gagal jantung akut ditandai dengan fraksi ejeksi ventrikel kiri yang terganggu dengan ventrikel kanan atau tetap dianggap sebagai sindrom jantung utama yang mempengaruhi semua organ vital karena sirkulasi darah tidak cukup dari tekanan bilik vena yang tinggi.
Ada 2 jenis persentasi gagal jantung akut yaitu baru terjadi saat pertama kali (de novo) dan dekompensasi pada jantung kronis. Gagal jantung pertama kali (de novo) mengakibatkan kerusakan jantung kronis pada disfungsi kardiak primer atau faktor ekstrinsik.
Klasifikasi jantung bergantung pada kriteria yang digunakan berdasarkan perfusi dan kongesti yang dibagi menjadi empat tipe yaitu tipe hangat dan basah (perfusi baik dan kongesti), tipe dingin dan basah (hipoperfusi dan kongesti), tipe dingin dan kering (hipoperfusi tanpa kongesti) serta tipe hangat dan kering (kompensasi, perfusi baik tanpa kongesti). Dari keempat tipe ini menjadi faktor penyebab dekompensasi yang perlu ditangani oleh perawatan medis akibat disfungsi organ pada gagal jantung.
Terdapat empat sub kelompok yang mempengaruhi gagal jantung kronis dekompensasi akut dengan adanya gejala saling tumpah tindih yang membutuhkan terapi sebagai berikut
- Ederma Paru Akut
Berhubungan dengan kongesti paru ditandai dengan gejala buruk gagal jantung dengan fungsi ventrikel kiri rendah akibat sesak nafas dan penurunan saturasi oksigen.
- Syok Kardiogenik
Entitas klinik akibat perfusi prefier semakin menurun disebabkan SKA.
- Gagal Jantung Hipertensif
Disebabkan hipertensi yang ditandai dengan tekanan darah tinggi dan fungsi ventrikel kiri membaik.
- Gagal Jantung Kanan
Ditandai dengan kegagalan kerja ventrikel kanan disebabkan oleh gagal jantung kiri, klinis hepatomegali, tekanan jugularis meningkat dan kaki membengkak terhadap riwayat penyakit tertentu.
Sumber:
Lukitasari, Miefatika. Dwi Adi Nugroho. Inggita Kusumastuty. Mohammad Saifur Rohman. Niko Dima K. Gagal Jantung: Perawatan Mandiri dan Multidisiplin. Malang: UB Press, 2021.
Purwowiyoto, Sidhi Laksono. Gagal Ginjal Akut: Definisi, Patofisiologi, Gejala Klinis, dan Tatalaksana. vol. 45 no. 4 th. 2018.
Hasanah, Dian Yaniarti. Pedoman Tatalaksana Gagal Jantung. Indonesia: Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia, 2023.